Powered by Blogger.

KONTROVERSI PRIA METROSEKSUAL

    BlogItemURL>

    Link

    www.ucuagustinprosa.blogspot.com



    KONTROVERSI PRIA METROSEKSUAL (dari tetangga sebelah...)





    Dua tahun belakangan ini menggejala fenomena menarik dari gaya hidup dan identifikasi bagi pria-pria urban kota. Mereka ini disebut sebagai pria metroseksual.



    Metroseksual berasal dari etimologi Yunani, metropolis , artinya ibu kota, plus seksual. Definisinya ; sosok pria muda berpenampilan dandy, senang memanjakan dirinya, sangat peduli dengan penampilannya, senang menjadi pusat perhatian ( bahkan menikmatinya ), sangat tertarik dengan fashion dan berani menampilkan sisi femininnya. Mereka ini bahkan ditengarai sebagai sosok narsistik, yang jatuh cinta tidak hanya terhadap diri sendiri ,

    tetapi juga gaya hidup urban.



    Yang menarik dari kategori pria "flamboyan" ini, kendati berpenampilan "manis", tidaklah harus diasosiasikan mereka ini gay atau homoseksual. Singkatnya pengertian metroseksual adalah pria muda antara 20 - 35 tahun yang punya uang ( untuk dihambur-hamburkan ) ,

    hidup di tengah atau setidaknya dalam jangkauan metropolis - di mana terdapat mal, klub , butik , pusat kebugaran, salon kecantikan, dan lain-lain. Mereka ini bisa saja gay, biseksual atau pun heteroseksual. Jadi, sama sekali bukan urusan preferensi seksual.

    Yang menonjol dari pria metroseksual ini - lepas dari preferensi seksualnya - mereka menempatkan dirinya sebagai obyek cintanya sendiri.



    David Beckham, super star lapangan hijau terkenal Inggris , yang sering tampil flamboyan dan kenes di depan publik , tak pelak menjadi icon pria metroseksual dunia. Ayah dua anak, suami Victoria Posh ( mantan penyanyi kelompok Spice Girl ) ini memang gemar

    berekperimen diri di depan publik. Tahu betul menjadi pusat perhatian publik dan sangat menikmatinya, Beckham, tak segan untuk mengecat kuku-kuku jarinya, menggunakan kain sarung, sering terlihat berganti-ganti potongan rambut bahkan menggunakan celana dalam istrinya dan berpose bugil di sebuah majalah khusus gay !



    Masih banyak lagi jajaran celebriti dunia yang tergolong kategori pria metroseksual. Dari dunia sport papan atas, selain Beckham, antara lain tercatat, perenang Australia pemenang medali oliampiade, Ian Thorpe dan pebasket flamboyan Dennis Rodman. Sementara dari dunia

    tarik suara dan layar perak, tercatat nama-nama, seperti Robbie Williams, Hugh Jackman -aktor pemeran di film The X-men - , Brad Pitt, Tom Cruise , Collin Farell dan Mark Wahlberg.



    Ian Thorpe dalam salah satu wawancaranya dengan Radio ABC bulan November tahun lalu, mengatakan ketertarikan Thorpe pada pencitraan dirinya yang di luar domain tradisional masyarakat Australia mengenai sosok pria Australia yang umumnya macho. Ia bahkan mengaku sangat tersanjung dengan kalangan gay yang mengindetifikasikan diri dengannya. Walaupun ia sendiri merasa perlu menegaskan bahwa dirinya straight atau heteroseksual alias sama

    sekali bukan gay " Anda tahu, saya memang agak sedikit berbeda dengan yang kebanyakan orang menyebut sebagai tipikal pria Australia ," sanggahnya ketika diwawancarai ABC.





    Kontroversi metroseksual



    Terminologi metroseksual sendiri pertama kali diusung oleh Mark Simpson , penulis asal Inggris, pada tahun 1994 di sebuah website. Istilah ini berkembang relatif lambat dari satu media ke media lainnya sepanjang tahun 1994 sampai awal tahun 2000-an. Tapi ketika

    Simpson kembali menulis artikel di majalah online Salon.com, mengenai pria metroseksual pada 22 Juli 2002, langsung saja fenomena ini begitu menggejala di seantero dunia. Entah karena pemunculan David Beckham sebagai kapten sepak bola Inggris pada piala World Cup

    2002 yang begitu aktraktif dengan gaya flamboyannya telah menyita perhatian publik dunia, dinilai begitu pas dengan kategori pria metroseksual. Pemunculan Beckham memang lantas menjadikannya salah satu icon sosok pria metroseksual , sekaligus membuat terminologi

    metroseksual membumi dan diterima karena adanya tokoh terkenal yang jadi cantelan atau panutannya.



    Berkembang pesatnya fenomena ini pun tak luput dari begitu agresifnya para pedagang produk-produk konsumtif kapitalis dan dunia periklanan menangkap peluang emas dari menggejalanya fenomena metroseksual. Kontroversi seputar metroseksual pun kian merembak dan semakin sengit menyulut perdebatan terbuka di banyak media karena dianggap sebagai tanda pergeseran terhadap domain konservatif maskulinitas



    Tahun lalu agen periklanan raksasa Euro RSCG yang bermarkas di New York, mengeluarkan hasil riset mereka mengenai " Perilaku dan Ambisi pria abad 21 " yang memperlihatkan , pria usia 40 tahun ke atas lebih merasa aman dengan maskulinitas mereka dan ingin

    menunjukkan sensitivitas yang lebih besar , terutama melalui nilai-nilai keluarga. Direktur strategi perencanaan Euro RSCG mengatakan ," Definisi dari apa yang dimaksudkan sebagai laki-laki, memang berubah ."



    Michael S. Rose di majalah online Cruxnews menuding Marian Salzman, juru bicara Euro RSCG, menjadi tokoh dibalik dirilisnya hasil riset tersebut. Sebagai agen periklanan raksasa, RSCG dinilai sangat berkepentingan dalam meluncurkan strategi marketing periklanan globalnya. Pasalnya, sudah cukup lama para pedagang produk konsumtif

    kapitalis dan agen periklanan mengincar pasar ( produk ) fashion untuk para pria heteroseksual - tanpa harus mendapat stigma sebagai "banci" atau gay - yang sebelumnya merupakan pasar yang paling susah dijangkau. Sebagai tokoh yang bertugas mempromosikan

    strategi baru marketing periklanan global RSCG, Salzman lewat beberapa media dinilai telah mendifinisi ulang arti metroseksual yang pertama kali diusung Mark Simpson, khusus mengenai preferensi seksual pria metroseksual , menjadi hanya heteroseksual ( bukan gay ataupun biseksual ). Rose dengan sengit menuding Salzman telah terinspirasi dan menjadikan sosok narsisitik David Beckham untuk mendukung promosi strategi periklanan RSCG guna membidik sasaran yang memang sudah lama diincar pasar.



    Bicara mengenai iklan , sebetulnya di awal tahun 1990, Calvin Klein pernah mencoba menampilkan iklan produk pakain dalam pria menggunakan Mark Wahlberg sebagai modelnya. Iklan yang menampilkan pose setengah telanjang mantan rapper yang terjun ke dunia layar perak itu , cukup kontroversial karena begitu sensualnya penampilan Walhberg. Tapi

    karena masa itu citra maskulin masih stereo type dengan macho dan fenomena metroseksual belum populer , maka produk "perangkat dalam " pria Klien yang diiklankan Walhberg ketika itu hanya berani membidik pasaran kaum gay saja. Bagaimana pun iklan sensasional yang dianggap sebagai cikal bakal maraknya produk-produk fashion pria, cukup menyengat, karena terbukti sempat diperhatikan oleh para pria heteroseksual, bahkan para wanita mengerlingkan mata mereka memandang penampilan Mark Walhberg yang begitu mempesona itu.



    Dengan munculnya fenomena metroseksual dan iconnya yang mendunia, seakan mempermulus usaha produsen produk konsumerisme global dan dunia periklanan membidik sasaran yang memang sudah lama diincarnya. Tampaknya Mark Simpson cukup mahfum dengan kepentingan besar di balik perusahaan-perusahaan raksasa yang menyokong terminologi metroseksual

    ciptaannya, biarpun mengalami "pengebiran" makna. " Secara komersial masuk akal untuk mereka menganggap pria metroseksual itu heteroseksual. Kenyataannya, dunia periklanan selalu berusaha merayu sebanyak-banyaknya pria untuk lebih rileks dan meyakinkan para pria , menjadi korban konsumerisme tidak lantas berarti mereka itu gay ! " ujar Simpson yang gay itu



    Stacy Pressman, produser lepas ESPN , justru dengan gemas menyalahkan Mark Simpson yang telah memberikan predikat metroseksual kepada David Beckham. Masih menurut Pressman, Simpson telah membuat kepiawaian Beckham di lapangan hijau sama terkenalnya dengan kegemarannya menggunakan sarung dan mengecat jari-jari kukunya. Dengan sengitnya Pressman mengatakan ," Dunia kita tampaknya benar-benar membutuhkan lebih banyak suntikan testosterone daripada Botox ! (biasa dilakukan kaum wanita untuk peremajaan wajah ) ", Wanita yang kerap menulis di majalah online ESPN ini pun juga menuding perusahaan iklan

    kapitalislah yang telah membangun pikiran dalam benak kaum pria untuk menjadi narsistik dan menutupi rasa kurang aman, kurang percaya diri mereka dengan produk-produk artifisial yang biasa digunakan para wanita. Menurutnya, pria jauh lebih menarik justru karena ketidak sempurnaannya, termasuk keriput jejak usia.



    Sementara produsen produk fashion malah menyalahkan gerakan feminisme yang dianggap turut mempengaruhi lahirnya fenomena metroseksual ," Gerakkan feminis yang mendorong kesetaraan gender punya kontribusi besar pada perkembangan pasar ( produk) pria ," ujar

    Jean-Marc Carriol, direktur perusahaan fashion Trimex, perwakilan Australia untuk produk kosmetika terkenal Clarins. Menurut Carriol, gerakkan feminisme secara mendasar mengubah cara pria dan wanita berinteraksi di lingkungan kerja sehingga penampilan dan perawatan (

    tubuh ) menjadi sangat penting. Tapi Angela Phillips, penulis yang juga seorang feminis, menyanggah pernyataan itu " Gerakkan feminis justru mendorong para pria untuk lebih dekat dengan keluarga dan anak-anak mereka. Ini menyebabkan adanya semacam perasaan tidak aman para pria. Persoalannya, bukan kaum pria yang berubah tapi kita

    hidup dilingkungan di mana mengeksploitasi perasaan tidak aman itu bisa saja diterima," ujarnya.



    Apa pun yang menyebabkan pergeseran citra maskulin menjadi lebih soft ini, tampaknya membuat - baik produsen produk konsumeris dan dunia periklanan global - mendulang keuntungan yang besar ," Dua puluh tahun yang lalu kami hanya menjual sekedar pakain pria, sekarang fashion ," ujar David Bush , General Manager sebuah perusahaan pakain pria. Pendeknya, kaum pria dekade sekarang ini lebih sadar gaya. Mereka jadi lebih dekat dengan penggunaan after save lotion , wangi-wangian, facial, pembersih dan pelembab wajah, pewarna rambut dan pernak-pernik lainnya.



    Seperti gayung bersambut, majalah-majalah khusus pria pun makin marak. Mulai dari GQ , Men's Health, Ralph sampai FMH ( atau "For Him Magazine " yang sudah terbit versi Indonesianya ). Bahkan Ralph dan FHM menambah halaman khusus untuk fashion dan perawatan kulit. Tapi alasan penambahan halaman majalah bukan melulu kebutuhan redaksional, melainkan karena pasokan iklan yang semakin membajir. Majalah FHM internasional , mengaku , pemasukkan iklan mereka naik sebesar 35 % dalam tiga tahun terakhir ini.



    Para icon metroseksual tampaknya tidak ambil pusing dengan kontroversi sengit yang tengah berkembang. Malah semakin menempatkan mereka dalam pusat perhatian publik ( dan mereka menikmatinya) apalagi membuat mereka semakin kaya saja.



    David Beckham yang dikatakan sebagai simbol narsistik internasional, mengaku senang-senang saja menjadi simbol icon para gay, karena pada dasarnya ia memang suka dikagumi oleh siapa saja. Tidak peduli oleh pria atau pun wanita. Bagaimana pun sosok Beckham

    yang flamboyan itu telah menjadi suatu fenomenal sendiri bagi dunia periklanan. Wajah manisnya bisa kita nikmati di hampir semua media. Mulai dari surat kabar, majalah , iklan tv sampai billboard. Tahun lalu saja ia dibayar 8 juta dollar untuk mensponsori sebuah produk aksesori pria. Untuk aktifitasnya sebagai model iklan, Beckham seolah memberikan kesan bahwa dia melakukannya tidak untuk mendapatkan apa-apa selain perhatian !



    Fenomena metroseksual ini bisa dipastikan juga sudah merambah kota -kota besar di Indonesia, contohnya Jakarta. Dengan melihat selintas lingkungan material kota besar , kita dengan mudah mengenali gejala ini. Jika Anda lihat produk konsumtif untuk kalangan

    pria, yang ditujukan untuk konsumen 20 - 30 tahun , maka model yang terpampang umumnya sosok pria yang soft.



    Banyaknya salon-salon khusus pria, majalah-majalah khusus pria , sampai tempat perawatan tubuh untuk pria, di mana para pria tidak malu-malu lagi untuk facial bahkan melakukan perawatan manicure pedicure. Sementara di layar kaca kita bisa melihat wajah - wajah

    aktor muda yang manis, kinyis-kinyis dan tak segan-segan menenteng beauty case , di dalamnya berisi peralatan lengkap make-up. Tampaknya sekarang ini tuntutan profesi tidak hanya membuat para wanita, kini juga para pria, harus selalu tampak enak di pandang mata. Alamak !



    (BPA)



Post Title

KONTROVERSI PRIA METROSEKSUAL


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/09/kontroversi-pria-metroseksual.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive

Total Pageviews