Powered by Blogger.

Sebuah SMS Untuk 32 Recipients

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com



    Lagi ngedit novel orang di kamar, tiba-tiba semuanya begitu nyata dan gue merasakan kalau betapa selama ini gue telah menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu yang entah! Tak bisa menyublim meski telah mencari pelarian kemana-mana.



    Rasanya banyak hal yang hilang dari ingatan akan waktu yang gue buang selama 4 tahun itu. dan yang muncul kemudian adalah pertanyaan tentang apa yang seharusnya bisa gue lakukan selama 4 tahun masa yang hilang itu? Dari desember 2000 sampai Oktober 2004?

    Gilaaaa...!!

    So little things. I Do nothing!!

    Shittt!!!



    maka sms ini kubuat,

    untuk orang-orang yang kuanggap bisa "menangkap":

    __________________________________________________



    "Lagi nepuk-nepuk dan nampar pipi sendiri. Kemana saja aku selama 4 tahun ini?

    Melangkah di tempat dan menjadi orang yang menyedihkan.

    Do nothing.

    Full of emptiness

    Stupid!!!!"

    __________________________________________________



    Ricipients respons:





    1. Edith Jerman:

    Melangkah di tempat? Kenapa dikau say? Email dong.

    Ay baru tangis-tangisan karena data PC ilang semua, tapi imelan sih masih bisa.



    2.Yanuar:

    do'i langsung telpon,

    "hei, kenapa? Kok gitu sih? he he he... ucapan lu sama dengan yang dibilang Ide, mantannya dime. Katanya, kemana aja ya gue selama sembilan tahun ini?"

    dan seterus-dan seterusnya...

    (gue minta yanuar baca blog ini biar dia tahu gambaran keping hati gue yang terberai. he he he...)



    trus dia juga sms: I luv u tooo...



    3. Alim Sudio :

    Sori, siapa ya ini?



    4. Alim Sudio:

    (layar kosong tanpa kalimat, balasan sms untuk yang kedua kali)



    5. Teguh Vivi:

    Who r u?



    6. MUhib:

    Berubahlah jika merasa tak nyaman.



    7.Fitri, Women radio:

    Hoi hoi hoi!! Kenapa lu mereh-mereh sendiri?

    get stuck is normal, that shows that u want more. Kadang-kadang kita udah do much things tapi back to square one. Don't give up so easy, my dear. Do what u have in mind. NOWWW!

    Ok, I hope everything Ok with u. Met puasa ya. Awas aja kalo gila lo nggak abis-abis.



    8. Lisa IAIN

    Ada dan tiada sebetulnya tak pernah berlawanan, cuma kita saja yang sering melawannya, begitu juga kebodohan. Sesekali berterimakasihlah padanya. Karena dengannya, kegundahan kita, ada. :-)



    9. Ayu 68H:

    Don't ever think like that!

    U have to realize many things you did.

    U made money.

    U contribute ur productivity to people who listen to the radio drama... and so on.

    C'mon girl... just a little people who get that chances like u do.

    happy for that! Do better and better

    love your self!



    10. Atun:

    Kenapa baru sekarang, nepuk-nepuk pipinya? Dah terlalu gembil ya?

    Lu yang udah punya banyak karya aja ngeluh gitu!

    Come on... gimana gue yang nggak pernah bikin apa-apa?



    11. TS PInang:

    Mungkin perlu melihat diri dari arah yang lain supaya lebih bersyukur.



    12. Linda:

    Tan, ayak naon?

    menepuk air di dulang ajah atuh, Tan.

    Jangan bermuram durja! Puput kurang 4 blok. Huhuhuhu...



    13. Nurzaen Hae:

    Menulis ceu, menulis.

    Elu punya bakat di situ. jangan sedih! bangun!

    Jangan bengong terus...



    14.Hanny:

    ini merendahkan diri untuk menaikkan mutu. He he he...



    15. Cindy:

    Kenapa lo? Salah nomor? Latihan teater? atau masuk masa PMS? He he he... becanda Bu!

    Tapi bukannya lo puasa? Kok ngutuk sih? Walau ke diri sendiri.

    saran gue satu: Jangan ngobrol terus sama bintang.



    16. Em ali:

    Kau sedang di ambang semesta sunyi.

    renangilah dan putuskan yang akan kau lakukan.

    Selamat mengembarai semesta sunyi.



    17. Nong:

    Wah, eksistensialis banget Cu...



    18. Mia:

    jangan terlalu keras sama dirimu say.

    Ada hal yang penting tapi dikau lupa nggak itung.

    you mades a lots of friends! Not friend yang kenal-kenal aja tapi real friend yang sayang dikau. that worth more than anything else in the world.

    jobs, career, Fame, bisa ilang, tapi friends will stay with u forever.

    Luv u sis.



    19. LUvi MetroTV :

    Cu, nggak usah sedih. aku juga sering memikirkan hal yang sama.

    anggap saja ini bagian dari sebuah proses panjang.



    20. Anto :

    Ucu Agustinus



    21. Arief:

    Piye kabare?

    Sudah tidak nampar-nampar pipi lagi atau masih merasa sia-sia dengan empat tahun yang hilang? he he... semoga kamu sudah baik-baik saja.



    22. peter:

    "Lagi nepuk-nepuk dan nampar pipi sendiri. Kemana saja aku selama 4 tahun ini?

    Melangkah di tempat dan menjadi orang yang menyedihkan.

    Do nothing.

    Full of emptiness

    Stupid!!!!"

    NGGAK SALAH KIRIM SMS, BU?















Post Title

Sebuah SMS Untuk 32 Recipients


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/sebuah-sms-untuk-32-recipients.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Sajak Untuk Dmitri

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com





    Kau pasti telah paham benar, Dmitri

    Adalah karena engkau aku mau membatang arang jadi sisa-sisa api yang hendak padam

    Aku mau bersia-sia susuri langit hingga ke tepi-tepinya

    Aku mau bersia-sia susuri labirin-labirin tua yang tak pernah ada ujungnya

    Aku mau bersia-sia susuri lautan yang tak pernah ada penghuninya



    Tapi hendak kemanakah langkahku, Dmitri?

    Kaki-kaki ini semakin tua dan tak sabar

    Geram untuk segera jumpa akhir perjalanan



    Tak bisa lagi aku nikmati luka perih yang tak tertawarkan

    Tak bisa lagi aku nikmati hambar sebuah kesendirian

    Yang aku ingin ternyata bukanlah sepi yang kesepian



    Dmitri, aku mau pulang saja

    Tak ada merpati yang datang padaku tadi malam

    Tapi karena engkau yang mengirimiku tiket untuk pulang

    Diam-diam, telah lama kau tinggalkanku jauh dalam sumur kepedihan

    Tanpa bilang-bilang…***





Post Title

Sajak Untuk Dmitri


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/sajak-untuk-dmitri.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Utuh?

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com





    ada yang tandas dan usai kini

    segalanya telah kembali ke debu

    aku tak memiliki masa lalu

    tak pernah ingin pergi mencari lagi tempat berlari

    aku penuh dan kosong di diriku



    utuh?



    serupa itulah....





Post Title

Utuh?


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/utuh.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Eighth Day (shakira)

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com





    Eighth Day





    On the eighth day, god, after working so hard

    in order to relieve his tension after his revision

    said, "everything looks great, it's time to rest

    and went to talk a walk through space



    who would have thought that same god, upon returning

    would find everything in hellish mess

    and that he would become just another unemployed person

    among the number that is growing yearly, nonstop?



    since then, there are those who have seen him

    pass alone streets

    he walks as he waits patiently for someone

    with whom he can at least hold a pleasent conversation



    Meanwhile, this worls spins round and round

    and can't be stopped

    and here below, a few manipulate us like chess pieces

    I'm not the kind of idiot that lets himself be fooled

    but I'am telling the truth

    and even the blind man can see it



    if for lack of employment or from excessive loneliness

    god couldn't stand it any more and he left for another place

    it would be our ruin we would have no other choice

    but to worship michael jackson, Bill clinton or tarzan



    it's more difficult to be a king without a crown

    than to be more ordinary person

    poor god, he dosen't appear in magazin

    he isn't a model, or an astis, or royalty...











Post Title

Eighth Day (shakira)


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/eighth-day-shakira.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

lirik lagu!

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com



    Ada yang bisa aransemen musik?

    gue bikin lirik lagu nih!



    _______________________________







    bila ini tentang pengakuan,

    kuakui hari-hariku adalah trilyunan gelembung sedih yang tak kunjung pecah

    ribuan lembar halaman diary yang terisi cerita sendu

    gelas kaca kosong yang di dalamnya terisi nelangsa







    dan bila ini masalahnya tentang pengakuan

    bukan saja aku tak bisa bangun pagi sebelum jam delapan

    bukan saja aku alergi pada bulu kucing

    atau kerap mematikan tipi saat sinetron tayangan misteri tak masuk akal muncul di layar

    tapi semuanya adalah tentang dunia dan kamu...







    pengemis yang tertidur di emper stasiun cikini itu,

    mungkin sedang dicari keluarganya, saat ini.

    Begitu katamu dulu.

    suara nyaring pukulan gelas tukang sekoteng, semalam

    bukan aku tak mau memanggilnya dan berbagi sedikit rezeki.

    tapi karena rasanya terlalu sepi...

    bila minuman hangat itu harus ku habiskan sendiri







    karena kamu yang memperkenalkanku pada semua itu

    segala kasihan pada sesama

    sebuah kenikmatan dalam segelas minuman...







    Dan saat kau pergi…

    kuakui hari-hariku adalah trilyunan gelembung sedih yang tak kunjung pecah

    ribuan lembar halaman diary yang terisi cerita sendu

    gelas kaca kosong yang di dalamnya terisi nelangsa











Post Title

lirik lagu!


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/lirik-lagu.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

pengakuan

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com









    Bila ini tentang pengakuan,

    Saat ku tulis obrolan kita di internet

    Ada hujan mengguyur mataku

    Kalimat-kalimat yang ditulis jadi kabur

    Ada yang keluar dari rongga dada

    Tapi aku tak mau mengejarnya

    Mungkin dinding perasaanku pecah

    Tapi tak apa, semuanya nanti akan baik-baik saja

    Beberapa bulir harapan, terbakar, memang

    Tapi beberapa waktu lagi juga pasti bisa berkembang

    Jangan tanya sekarang, itu akan terjadi kapan



    Bila ini masalahnya tentang pengakuan

    Aku juga tak sanggup bila harus mencintaimu

    Terlalu rumit dan sulit

    Terlalu indah dan menggetarkan

    Terlalu berbadai dan menantangku untuk hancur didalamnya

    Tapi aku mencintaimu

    Ini pertama kalinya kuucapkan untuk seseorang

    Dan aku tahu ini terlambat

    Meski tak kusesali sama sekali



    Hatiku sejati

    Rasanya semua yang ku rasakan padamu demikian juga

    Segalanya melampaui ruang, jarak, waktu dan hubungan

    Segalanya kutahu, kau juga bisa terka dan rasakan

    Semuanya tak terbatas dan seolah akan selalu tetap begitu adanya

    Hanya bermuara pada keinginan engkau bahagia



    Tapi bila ini adalah sebuah pengkuan,

    Aku pasti tak mampu makan nanti malam

    Mungkin tiga atau empat tangis lagi akan pecah dalam beberapa hari ke depan

    Tapi tenanglah,

    Setelahnya semoga aku bisa baik-baik saja

    Karena aku mencintaimu

    Ini pertama kalinya ku ucapkan untuk seseorang

    Dan aku tahu ini terlambat

    Meski tak kusesali sama sekali

    Karena aku mencintaimu

    Segala yang terbaik buatmu

    Akan membuatku tersenyum selalu

    Aku bahagia untukmu….





Post Title

pengakuan


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/pengakuan.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Pulang Ke Dunia Yang terbelah...

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com



    Pernahkah kalian bertanya tentang "pulang" dan merasa aneh bahwa kalimat itu bisa berdampak sangat beda bagi setiap orang?



    Pernahkah merasa sangat tak ingin pulang tapi pada waktu bersamaan amat sangat rindu untuk berada di suatu tempat yang disebut "rumah"? Meski anehnya, justru ketika kita

    sampai di sana, tiada ada "rumah" yang kita tuju yang menjadi alasan utama kepulangan.



    Seberapa seringkah merasa perlu pulang?

    seberapa parahkah membenci kalimat "pulang"?

    Dan apakah yang kalian lakukan untuk meluangkan rindu pulang

    Dan bagaimanakah cara merespon dirindukan dan merindukan orang rumah tapi saat kita pulang ternyata kita tidak merasakan apa-apa selain perasaan hampa yang biasa saja?



    Dan tentu saja satu pertanyaan lagi yang terlalu remeh sekaligus juga tak kurang penting untuk diajukan; apakah yang kalian rasakan saat pulang dan bagaimana kalian menyebut perasaan tersebut?





    Tiada yang istimewa pada perjalanan pulangku yang kesekian, kali ini.

    Semuanya masih tetap sama. Route yang itu-itu juga.

    Polisi yang masih tetap berdiri di ruas jalan namun tak melakukan apa-apa. Kemacetan pada tempat-tempat yang sudah bisa diperkirakan. Pedagang-pedagang yang selalu sibuk menawarkan barang dari makanan sampai mainan untuk keponakan yang --bila mau jujur--

    sebenarnya tak terlalu mereka butuhkan. Pengamen yang menyanyikan lagu dengan mendayu. Pohon-pohon yang seperti raksasa hijau diam berlarian tapi tak saling kejar. Jalanan yang tak pernah menjadi semakin lebar (tambah lebar suatu jalan, tambah banyak jenis kendaraan yang berlalulalang). Perkiraan di kepala tentang hari-hari apa saja yang ramai dan dipadati kendaraan dan tentu saja strategi di benak untuk memperandaikan pada jam berapa serta saat apa, waktu yang tepat untuk pulang; ke dan dari rumah tanpa dihadang kemacetan? Phuih...



    Selalu begitu! Ya! Tetap saja sama setiap waktunya.



    Seolah semua itu adalah sebuah ritual yang selalu terjadi setiap dalam "prosesi" perjalanan menuju atau kembali dari "pulang". Ritual yang sangat akrab dan saking

    akrabnya, membuatku kerap terlupa dan tak pernah berminat untuk mencatatnya. kecuali hari ini. Ya! hari ini.



    Hari ini. Sejak alarm di HP yang kupasang pada jam 06.00 semalam menyala tepat pada pukul tersebut. Sejak pertama kali membuka mata dan langsung mendapati wajah mama yang kebetulan tertidur kembali di sebelahku setelah subuh dingin dilaluinya dengan shalat yang khidmat. Aku tahu, aku akan mencatat tentang kepulanganku kali ini. Kepulangan yang

    kesekian ratus kali dari saat aku pertama kali pergi meninggalkan rumah dan lantas dalam beberapa kali kepulangan dan perpindahan, aku menjadi bingung dan kemudian menjadi tak pernah tahu lagi yang mana yang sebenarnya lebih menjadi rumah bagiku di antara

    rumah-rumah yang pernah ku singgahi dan kujadikan tempat pulang setiap waktunya.



    Entahlah,

    Sepertinya kini aku tak tahu lagi apa artinya pulang. Tampaknya aku sudah tak mengerti lagi apa itu makna pulang yang sesungguhnya? Rasanya, pulang bagiku kini hanya sebuah perjalanan menuju suatu dunia yang membuatku terbelah, tambah bingung dan kerap menjadikanku seperti orang gila yang tak bisa membedakan lagi yang mana yang riil dan yang mana yang fiksi. Yang mana yang fakta dan yang mana yang fantasi.





    Kadang aku ingin bertanya pada orang lain.

    Apakah kita memang mempunyai banyak kehidupan?

    Lantas dalam kehidupan yang banyak itu, apakah setiap mereka itu (kehidupan tersebut) adalah riil? Lalu, adakah kehidupan yang tidak riil? Dan mengapa saat satu kehidupan bertubrukan dengan kehidupan yang lain, kita merasa kita berada dalam suatu

    realitas yang sangat nyata dan realitas diluar kehidupan yang kita jalani saat itu menjadi tampak kabur dan seolah tidak nyata?



    Mengertikah apa maksudku?

    Ah, masih bingung ya?



    Oke... begini maksudku.

    Katakan saja, aku memiliki kehidupan dalam diriku sendiri. Aku kerap bertengkar dan berdialog serta berkompromi dengan aneka kehidupan yang ada dan terpelihara dalam diriku

    sendiri (lengkap! Kehidupan tubuh dan pikirannya. kehidupan jasmani dan rohaniku).



    Di luar "kedirianku" sebagai manusia yang personal, aku mempunyai kehidupan sosial di jakarta. Menghadiri diskusi dan pemutaran film dengan cecil dan Mia. Membicarakan sastra dengan linda. ketemu dan makan mie rebus di Bu bambang dengan Agus. Sms-an menyapa

    selamat pagi atau bertanya kabar dengan arief. chatingtiap hari dengan dmitri. Membaca di gramedia dan menyadari bahwa pembuat cover bukunya adalah temanku sendiri. Main bulu

    tangkis minggu pagi dengan Dodi, hani, wildan, Irvi, atik dan Matthew. Cekikian di tengah percakapan antar teman, bicara banyak hal dengan pandangan yang ada di kepala. Menghina orang dan memujinya bila memang layak, ya.... yang semacam itulah. Kehidupan yang

    penuh dengan ritmenya.



    Dan di luar itu, beberapa ratus kilometer dari jakarta, aku juga memiliki kehidupan yang kerap ku kunjungi dan memang menjadi sumber awal keberadaanku; lingkungan keluarga di

    sukabumi.



    Aku memiliki seorang ibu genetis yang juga membesarkanku dengan caranya yang baru ku sadari beberapa waktu belakangan, sangat penuh dengan kasih sayang. Aku memiliki kakak-kakak dengan karakter yang beraneka dan seorang adik yang pemalu namun judes bila belum kenal. Adik yang menjadi pasangan bertengkarku ketika aku masih kecil.



    Dan jauh sebelum kehidupanku di jakarta pasca lulus kuliah, aku juga mempunyai kehidupan dengan teman-teman yang berbeda dan situasi yang berbeda pula.



    Jauh sebelum itu lagi... aku juga mempunyai kehidupan yang sekarang kusadari, ternyata tidak kusadari (gila! Aku tak mempunyai kesadaran tentang apa yang ku lakukan dari

    sejak aku lahir sampai aku menginjak umur 4 tahun. Sumpah! Aku tidak ingat sama sekali apa yang terjadi pada waktu itu). Dan aku juga bertanya...

    apakah sebelum kehidupan masa bayi yang tak kusadari itu, adakah aku mempunyai kehidupan lain lagi yang jauuuuuhhhhh.... sangat tak kusadari dan tak kuketahui?



    Tapi oke! Kita batasi saja kehidupan yang bermasalah ini, menjadi 2 kehidupan saja;

    kehidupan jakarta dan kehidupan sukabumi!



    Sungguh! jangankan dengan banyak kehidupan yang aku sebut di atas. Dengan dua kehidupan saja aku sudah bingung dan kadang merasa frustasi. Yang mana yang sebenarnya lebih riil? Kehidupan di sukabumi dan permasalahannya? Ataukah kehidupan di jakarta dan permasalahannya?



    Manakah yang lebih layak kujadikan tempat pulang? Sukabumi yang hanya aku berada di sana sampai umur 13 tahun dikurangi 4 tahun masa balita yang tak ku sadari atau Jakarta di mana aku telah hidup dan menjadi bagian darinya selama 14 tahun meski masih kerap aku merasa tidak begitu akrab dan aku menyadari dengan pasti, kota ini bukanlah kotaku. Tidak! kota ini sama sekali bukan kotaku....

    Aku tidak seperti jakarta, tapi sumpah! Aku juga merasa aku tidak seperti sukabumi.



    Dan kepulangan kali ini...

    Sungguh!kepulangan kali ini membuatku berpikir lebih banyak tentang banyak hal.



    Saat aku di rumah di sukabumi, aku berpikir, inilah kehidupan yang sebenarnya itu; ada masalah yang kongkret. Tetangga pergi menjadi tkw karena di kampung susah kerjaan. Sepupu ada yang bercerai karena suaminya menikah lagi. Keponakanku akan pindah ke pelabuhan ratu lalu terjadi perselisihan antara kakakku dan istrinya tentang pendidikan anak mereka. Rental Play station, usaha rumahan salah seorang kakakku sekarang sepi bener karena

    anak-anak nggak lagi main di sana tapi lebih suka ke cisaat sekalian jalan-jalan ke kota, dll, dst, dsb. Dan dengan segala kenyataan itu, tiba-tiba saja aku berpikir; inilah realitas itu! Bukan seperti yang aku hadapi di jakarta!



    Tapi kalau begitu...

    apakah yang terjadi di kehidupanku di jakarta tersebut apakah itu bukan realitas? Padahal kehidupan itu ada dan bukan rekaan. padahal mereka teman-temanku itu, begitu nyata dan begitu hidup. Kehidupannya di sana sering kurenangi dan kerap membuatku menangis juga

    terpingkal-pingkal. Kalau begitu, tangisanku tak nyatakah? Tertawaku adalah mimpikah?



    Dan sebaliknya,

    saat aku di Jakarta, aku merasa yang di sukabumi itu bukan kehidupan! Yang di jakarta inilah kehidupanku! Pergi bersama teman-teman dan menikmati sisa hari yang masih bisa dinikmati. Menonton sendiri film-film di kamarku yang membuat aku berpikir dan menikmati hidup. tersenyum juga menangis tergantung ceritanya. Mengejar bus, membekapi hidung menahan buruknya udara jalan saat naik bajaj atau kala naik taksi dan membiarkan panas tak bisa menyentuhku ketika aku berangkat ke kantor setiap hari kerja. Menghabiskan malam di depan internet gratis milik kantor sambil meratap dalam hati... betapa menyedihkannya menghabiskan sabtu malam di depan internet sendiri (hi hi, ini sih nasib jomblo! :)

    ya... aku menerima saja deh keadaan ini) Dan aku menjadi begitu sangat individual dan merasa bahwa inilah hidupku! Inilah kehidupan itu!



    Tapi bila tiba-tiba kesadaranku menyergap, aku langsung bertanya sendiri. Lantas bila ini yang disebut kehidupan itu, apa namanya yang terjadi di sukabumi sana? Apakah sebenarnya keluargaku itu, kalau mereka bukan kehidupan juga? Apakah mereka bagiku

    cuma seonggok hubungan yang fungsinya cuma menghubungkanku dengan segepok kesadaran akan asal-usul fakta genetisku saja? Tapi bila memang begitu adanya mereka bagiku, mengapa sentuhan sapa mereka kadang terasa begitu hangat dan terasa sayangnya. Senyum dan sentuhan mereka begitu nyata, dan begitu pula saat kesalnya. Terasa sekali kemarahannya. Dan dalam beberapa banyak kejadian, saat aku begitu lelah di jakarta, kerap di sukabumi aku merasa mendapat kehidupan....



    So...

    Apakah aku yang kurang kerjaan karena menjadi bingung untuk hal yang tak perlu dibingungi oleh kebanyakan orang? Apakah lagi-lagi aku cuma memperumit diri dengan segala pertanyaan pulang yang kuajukan di atas?



    Sumpah! Seharian sejak kemarin aku benci kalimat itu.



    Aku benci Pulang! Aku tak mau pulang! Aku tak ingin pulang kemanapun dan tak mau pulang dari manapun. Bila harus berdiam di suatu tempat, biarlah tempat itu yang menjadi tempat ku tanpa ada kata pulang atau pergi. tanpa ada kata rumah kedua atau tanah kesekian. Dua saja tempat yang membelah aku menjadi dua orang yang berbeda, sudah cukup membingungkan. Apalagi kalau empat atau lima, atau harus menjadi petualang yang rumahnya adalah seluruh tempat penjelajahannya. Aku pasti nggak kuat. Aku mungkin tak mampu. Meski tentu bagiku yang suka dengan banyak hal baru, petualangan dan penjelajahan pastilah suatu hal yang sangat menarik dan menggiurkan. Tapi Aku nggak suka dibelah-belah, aku ingin tetap menjadi diriku di manapun aku berada. Tidak di jakarta, tidak di sukabumi.



    Tapi keinginan, memang kadang mempunyai cara kerjanya sendiri. Sama seperti kenyataan. Kenyataan menyatakan cara kerjanya melalui realitas. Realitas adalah yang dihadapi saat itu dengan segala yang terjadi di sana beserta segenap konsekuensinya dan semua tindakan yang sedang kita lakukan. Dan aku ... ah, Ck, ini pasti karena aku bego saja.



    Aku kerap tidak siap menghadapi realitas yang amat berbeda dari realitas sebelumnya. atau mungkin dengan kata lain, aku tidak mampu melakukan suatu loncatan yang bersinar dan penuh persiapan. Sehingga ketika memasuki kembali keadaan baru yang sebenarnya tidak baru juga karena sering aku masuki keadaan itu, aku tidak perlu kaget lagi.



    Phuiiiiiih....

    PUlang ke dunia yang terbelah bagiku adalah siksaan berat. Menghadapi orang yang berbeda, ternyata membuat kita menjadi orang yang berbeda pula. Lantas di manakah diri kita yang sebenarnya? yang manakah diri kita yang sebenarnya?



    Jangan beritahu aku tentang kenyataan yang berbeda. jangan jawab pertanyaanku di atas dengan pernyataan bahwa kehidupan yang ku hadapi itu adalah yang kehidupan yang berbeda dengan realitas yang berbeda dan cara menyikapi yang harus juga berbeda. Tapi Beritahu aku tentang mengapa bingung itu kerap hinggap? tentang yang apakah itu rumah? dan mengapa aku benci bila disuruh pulang? serta mengapa kita bisa membelah diri seperti mahluk yang berspora? (semoga jawabannya tidak karena kita sebenarnya adalah sejenis alien ;)



    yang ku tahu...

    aku tak suka kalau sudah menetap di suatu rumah, aku diminta untuk keluar. seperti tidak sukanya aku harus pulang ke jakarta kalau sudah di sukabumi dan betapa bencinya aku kalau sudah di jakarta lantas disuruh pulang ke sukabumi.



    Dari semua yang kutumpahkan ini, aku merasa sepertinya aku butuh rumah...

    Tapi untuk apa? bukankah selama ini aku juga sudah punya rumah? dua malah. Dan ku ingin kalian tahu, aku membenci perjalanan itu. perjalanan pulang yang selalu membawaku menuju dunia yang terbelah dan sebagai konsekuensinya membuat aku menjadi orang yang terbelah juga.





    TIdak kah kalian merasakan hal yang sama?





    Ah, mungkin aku sedangp using sajah....







Post Title

Pulang Ke Dunia Yang terbelah...


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/pulang-ke-dunia-yang-terbelah.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Pernah merasa ingin terbang?

    BlogItemURL> www.ucuagustinprosa.blogspot.com





    Pernah merasa ingin terbang tapi tak tahu arah tuju, lantas terbang sesukanya dan kemana-mana yang kita dapati hanya dinding kaca. Tak

    kelihatan awalnya tapi ketika terjadi, tubrukan benturannya terasa nian. Sakit, kecewa, dingin, ngerasa sendirian, takut, tak ada teman... itulah yang terjadi kemudian.



    Kebanyakan, bila masalah datangnya dari luar, berbekal pengalaman yang

    sudah dilalui, segalanya bisa diatasi. Proses mengatasinya bisa

    bermacam-macam; ada yang lama ada yang cepat, tapi pasti selesai. Dan

    penyelesaiannya bisa juga bisa macam-macam. Tapi kalau problem yang datangnya dari dalam diri.... itulah yang sulit



    dan kadang kalau itu terjadi sama aku, aku ingin lari.... (pasti lu =

    nanya, kenapa nggak ikut lomba marathon ajah?) lari ke tempat yang =

    suwung yang kadang juga ternyata bukan tujuan.



    ya gitu lah kurang lebih kejadin yang kemarin itu.

    Hiks! memalukan yah!







Post Title

Pernah merasa ingin terbang?


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2004/10/pernah-merasa-ingin-terbang.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive

Total Pageviews