Powered by Blogger.

Jadi Ilfil....

    Bahkan langitpun merunduk mencium gunung. Bahkan bintangpun berkedip saat ada yang memandangnya dari bawah. Sedang rumput, setiap malam dihujani puisi cinta dari para penjaga cahaya. Dan punguk berubah menjadi busur panah. Menerjang asteroid yang terlalu angkuh ingin menabrak peri jatuh.

    Dan kau,
    Banggakah bila menaruh dirimu terlalu tinggi di sana?
    Untuk apa?
    Sedang aku cuma kupu iseng
    Berbahagia dengan kerendah-hatian
    sebenarnya tak terlalu membutuhkan juga burung kecil jumawa

    Mungkin iya, aku kemarin kagum
    Tapi sekarang?

    Apa yang kau cari indian boy?
    Inikah tujuannya?
    Inikah yang kau maui?

    Hhhhmmmm....
    Jadi ilfil ajah
    Kenapa ya?

    PS:
    To SFW
    Anyway, tengkyu untuk sempat menginspirasi




Post Title

Jadi Ilfil....


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/jadi-ilfil.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

SUREALIS IV (Kuda Lumping)


    Sabtu sore di antara festival jalan kemang yang sesak,surealis IV muncul mendadak.Ini benar-benar membuat gue mau nangis, tertawa sekaligus frustasi berat.Kenapa sih Jakarta selalu bikin gue depress, sedih serta getir dalam celsius yang kadang terasa terlalu tinggi?!

    Pengen mampus aja deh rasanya ngelihat semua pemandangan itu. Terlalu indonesia.Terlalu perkara dunia ketiga.Terlalu penuh dengan dramatika kemiskinan dan usaha untuk tetap bertahan di tengah hidup yang menyebalkan, nggak adil dan timpang.

    Gue ngapus airmata gue pelan, dan diam-diam terus menyaksikan aksi mereka dari kejauhan.

    Keluarga pemain kuda Lumping. Ayah usia kira-kira 45-an, Ibu umur belum 40-an. 4 orang anak lelaki: umur 14, Umur 10, umur 8. 1 orang anak perempuan kira-kira umur 4 tahun. Musik reog ala kuda lumpingan terpasang keras mengganggu telinga orang yang lalu lalang di jalanan. Suara pecut kencang menari-nari di udara menyambar telinga. Api dari dua bola-bola menyala, menyembur, masuk dan keluar dari dan ke dalam mulut si Bapak pemain kuda lumping. Anak perempuan balita dililiti tali-tali, dimasukkan ke dalam tenda hitam. Seperti pocongan yang nggak mungkin bisa lepas dari jerat api neraka. Setelah beberapa aksi, Si Ibu dan anak lelaki berumur 8 tahun mengedarkan wadah dari anyaman plastik, menyodorkannya kepada orang yang menonton atau lalu lalang. Recehan serta ribuan, perlahan mengisi wadah plastik itu setelah dikelilingkan.

    Shit!!!!


    Kenapa hidup terlihat begitu berat? Mengapa orang mau bertahan untuk hidup yang demikian tak memberikan harapan? Mengapa gue duduk dari meja kafe sambil menikmati ice lemon tea dan baru saja makan junk-food cepat saji mc donald sialan, sementara mereka--orang-orang kuda lumping tampak jungkir balik pasang badan cuma untuk bisa makan?

    Ah, apakah gue terlalu melankolis dan sentimentil?


    Sementara gue berpikir demikian, es terus mencair dalam gelas ice lemon tea, menjejakkan totol-totol embun yang banyak sekali. Dan keluarga kuda lumping itu...

    Pagelaran mereka telah usai. Dengan cepat mereka mengepaki peralatan, berjalan kembali menyusuri jalanan festival, menyonsong sore Jakarta yang makin menyenja.

    Kemiskinan sama seperti iblis.
    Tak pernah mati dan selalu memiliki nyawa untuk bisa kembali.
    Sialan!!!


    ***kenapa gue nangis lagi? airmata lo nggak ngerubah apapun, ucu agustin...***

Post Title

SUREALIS IV (Kuda Lumping)


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/surealis-iv-kuda-lumping.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

SUREALIS I, II & III

    SUREALIS I:

    Dia meneguk airnya. Kelegaan membayang di wajahnya. Kulit muka yang coklat, botol air warna pink, lampu berpendar kuning di sekitar orang-orang yang duduk lesehan di bawah banner poster Film 21 TIM. Di hadapan lelaki yang meneguk air, benar-benar tepat di depan batang hidungnya: air mineral terkemas dalam plastik. Gelas, botol. Aneka bentuk, lain ukuran.

    Tidakkah ini surealis?

    Penjual air menawarkan air meneral yang bagus untuk kesehatan orang, namun untuk dirinya, ia hanya mengkonsumsi air yang dimasak di atas sumbu kompornya. Enakkah rasanya?


    Apa?
    Kau bilang, tak ada yang salah bila penjual air mineral menengak minuman bukan air mineral?

    Yup!
    Tentu saja!
    Tak ada yang salah
    Hanya saja bagiku, ini seperti peristiwa SUREALIS I



    SUREALIS II

    Duduk seorang Ibu tua. Usia 55, mungkin. Kulit coklat. Baju biru. Rok hitam. Tanpa sendal dan sepatu. Seonggok karung warna coklat, tergeletak di samping kaki telanjangnya.

    Bukan!
    Bukan penderitaan atau kesan menyedihkan yang membuatnya tampak surealis di mataku.

    Matanya. Pipinya. Bibirnya.
    Mengapa bagian-bagian itu terlihat begitu meriah?

    Aku tahu tentu saja itu adalah haknya. Mengenakan riasan wajah yang berbanding terbalik dengan kondisi sosio-ekonominya.

    Kelopak mata berwarna biru menyala. Eye shadow yang menaungi lingkar matanya yang lelah tua. Pupur putih yang dibalur nyata. Gincu merah membalut pekat dua belah bibirnya. Dia duduk tepat di samping SUREALIS I, matanya merayap pada wajah-wajah di bawah banner poster film TIM21 yang berlampu kuning pijar.

    Ibu kau mau ke mana? Apa yang kau cari pada wajah-wajah pemuda-pemudi belia yang sibuk melahap dan bercakap entah tentang apa?

    Maafkan aku.
    Sama sekali tak bermaksud mengganggumu.
    Hanya saja, bagiku, kamu terasa seperti SUREALIS II



    SUREALIS III

    Mereka belia. Wajahnya ceria. Bajunya gaya.
    Kenapa mereka begitu seragam, di mataku?
    Kenapa melihatnya seperti melihat potongan-potongan baju yang dibuat massal di garment, disebar di mall-mall dan lantas dipakai beramai-ramai oleh orang-orang?

    Anak-anak IKJ...
    Ada apa dengan penampilan kalian?

    BIla ini terdengar usil, mungkin aku memang rada kurang kerjaan. Tapi kalian nggak pernah tahu kan? Sialan! Gaya dan penampilan kalian menggangguku. Kenapa kalian begitu seragam? semuanya terlihat modis dan seolah bergaya seniman gaul yang nggak ketinggalan jaman.

    Apakah di tiapkepala kalian, kalian merasa kalian berbeda? Ataukah justru aku salah? mungkinkah yang terjadi adalah sebaliknya? Kalian merasa bahwa kalian sama dan karena itulah kalian harus bergaya begitu bila ingin diakui sebagai anak IKJ? Kenapa kalian bagiku terlihat seperti kue good time yang sama rasa sama kemasan sama warna?

    Tapi tenang, wahai para muda belia yang bergaya sama. Tenanglah! Jauh sebelum ini, Herbet Marcuse sang filsuf Jerman telah menganalisa itu. Dalam buku-nya One Dimentional Man, yang terbit tahun 1968. Ya... akhir 60'an. Marcuse telah meramalkan masa kita ini. Di mana manusia menjadi sama, seragam, tak beda.

    Oke, kalau kalian ingin berargumen. Berargumenlah! Buat retorika. Berkilahlah dibalik serangan globalisasi. Atau silahkan bilang saja kalau semua itu hanya konsekuensi-konsekuensi dari jaman yang menuntut demikian.

    Tapi Sesungguhnya....

    Ah sudahlah...
    Maaf untuk kalian yang duduk-duduk malam itu di bawah banner poster film TIM 21 yang berlampu kuning pijar. Bagiku, kalian terasa seperti SUREALIS III

Post Title

SUREALIS I, II & III


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/surealis-i-ii-iii.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

1lirik, Aku Tertarik...

    TIba-tiba saja.
    Ini tiba-tiba saja.

    Suara lelaki. Musik agar hingar. Tanpa visual.

    And she ask me, "what do you thinking?"
    Then I said, "I'm not think at all"


    Entah lagu siapa.
    Entah Band mana dari negara apa.
    Cuma sepenggal lirik saja.
    Dan di telingaku, lirik itu terasa menggelitik.

    Why Can't I do that?!
    Just Don't Think!
    Just do not think at all!!
    Why should always thinking about anything?
    I just feel : That I don't know, what is the real?


    Tadi malam saat menunggu film Betina diputar di Art Cinema, pada 1 lirik aku tertarik. "Then I said: I'm not think at all..."

    Suatu hari, aku harus mencobanya: Cuma mengosongkan kepala saja. Titik!!!!

Post Title

1lirik, Aku Tertarik...


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/1lirik-aku-tertarik.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Minggu, ulangtahun, dan angin....

    Keep good job....

    Demikian Ian bilang sebelum akhirnya ia kembali ke kamboja dan bertemu dengan khmer men-nya, para street refugees yang nasibnya gak jelas. In betweener yang meski dilahirkan di kamboja, tapi besar dan hidup di Amerika. Percaya kalau Amerika adalah rumahnya. Percaya kalau suatu hari nanti, mereka akan kembali ke "Their home", Amerika. Sebuah negeri yang telah mereka diami selama puluhan tahun tapi akhirnya tetap: mendeportasi mereka. Tak mengakui mereka sebagai warganya, karena memang mereka adalah orang-orang Kamboja. Datang ke Amerika bersama orangtua mereka. Ketika mereka masih bayi. Ketika belum lagi tahu, siapa diri mereka. Sampai suatu hari tiba-tiba mereka tersadar bahwa mata mereka beda, kulit mereka tak sama, meski dengan para anggota gank di daerah bronx di Harlem sana, mereka memiliki aksen bahasa yang tak berbeda: mother fucker, dog! gaya preman jalanan yang sehari-harinya lengket dengan narkoba dan obat-obatan.

    Dan kini mereka, para street refugees itu, sebagian telah hampir 3 tahun di Kamboja. Tanpa pekerjaan, uang dan sanak keliuarga. Berharap suatu hari bisa kembali pulang ke rumah mereka: Amerika. Kisah yang didokumentasikan Ian White dengan bagus. Mengingatkan aku akan para keturunan Tionghoa di Indonesia. Bedanya mungkin, mereka benar-benar menganggap Amerika sebagai rumah. Sedang bagi para keturunan di sini, Indonesia adalah telah menjadi rumahnya. Setidaknya, para generasi ketiganya, telah merasa bahwa mereka bukan in betweener totok.

    Keep Good Job juga Ian. Aku ingin lihat film dokumenter-mu kalau sudah jadi kelak (semoga brit-doc dan sundance tertarik). Keep Good Job juga, Andre Vlchek. Seorang teman lain yang sangat tak betah tinggal di Indonesia. Dan dengan alasan yang sangat romantik (demi Roosie), bertahan kembali tiap 3 bulan ke Jakarta. Ajari aku membuat kerja yang bagus. Yang ada gunanya.... (amien)



    Hhhh...
    Bisakah aku bekerja dengan bagus?
    Betahkah aku tinggal di Indonesia?

    Hehehe, nggak ada pilihan lain, pren. Kecuali memang harus mendisiplinkan diri untuk berlatih bekerja dan mencintainya. Pekerjaan, meski entah Indonesia. Di mana waktu dan hidupku telah kuhabiskan di sini. Di mana ratusan hari minggu telah kuhabiskan di Indonesia. Di mana ribuan hari selasa (kenapa aku suka banget hari selasa ya? pasti nggak hubungannya dengan buku "thursday with mori" kan?), dan kemarin, tanggal 19 Agustus, genap 30 tahun dari hidupku telah kubuang di sini, di Indonesia. Jakarta.

    Yup!
    19 agustus kemarin ada angka aneh menyeruduk cermin dalam kamarku. Membuatku tersenyum dan ingat kalau kulit dan daging ini, telah 30 tahun kujadikan baju untuk jiwaku. Hehehe.

    Tak ada yang berubah selain rambut yang kurasa jadi agak menipis dan mata yang kadang semakin bengkak menjadi. Sinusitis-ku tak juga kunjung sembuh. penyakit yang terus menyertai seolah teman lama yang setia dan selalu menjadi yang pertama menyadarkanku tentang kondisi kesehatanku. Terimakasih, Sinus.... Adamu, membuatku jadi bisa mengukur dan tahu kondisi fisikku. Ay lap yu :p

    Tak banyak yang berubah!
    Dan apa pula yang bisa diharapkan dari usia 30 tahun?!
    Perubahan macam apa?!

    kalau aku perempuan yang mengambil jalan sebagaimana yang banyak diambil oleh perempuan di sini, paling banter aku telah punya 1 anak dan sedang hamil anak kedua. Atau kalau tidak, aku telah menikah dan sekarang jadi janda cerai. Hahahaha.

    Ada sekepal ingatan keras kepala yang mengerak di kepalaku. Membuatku tak mudah berkompromi dengan kenyataan dan menbikinku meyakini bahwa aku harus menganut moral yang kuadaptasi dari cara berpikirku sendiri. Heren Moral, alias moral Tuan, kalau kata Oom Nietchze. Capek dan nggak menarik sih kalau diceritakan prosesku tentang mengapa aku lebih percaya pada moral yang dibikin oleh hasil pikirku daripada moral yang dibuatkan orang untukku, di sini, di blog ini. Tapi bagiku, itulah yang membuatku menjadi aku yang sekarang: aku yang entah dan terus mengalir transparan! Ekspresif dan mudah murung, tapi lebih senang memperlihatkan ke khalayak kalau aku adalah si ceria yang selalu gembira--dan bahkan mungkin kadang gila.

    Bercermin pada angin, di depan cermin yang memperlihatkan baju jasadku, aku telah belajar dan jadi tahu kalau kehidupan ini absurd. Setiap langkah yang menuntunmu membawa pada suatu jalan, belum tentu akan membawamu pada ujung jalan tersebut. Jalan kehidupan ini begitu bercecabang dan banyak sekali saling silang. Tak apa-apa bila kau tersesat. Tak mengapa bila kau kadang mendapat kesulitan darinya. Itu akan membuatmu belajar banyak. Kesulitan akan membikinmu mampu mencari jalan yang mudah. Dan dengan penderitaan...

    Simpanlah ia dan jangan diperlihatkan. Bukankah segala yang dikandung kehidupan, mengandung samsara?

    Kelahiran, cinta, pernikahan, kematian dan usaha untuk hidup itu sendiri, adalah suatu titah dalam kesetiaan menjalankan samsara yang tak usai. Samsara yang membawa kita mengerti arti kebahagiaan. Menghargai hal-hal kecil meski cuma tentang selembar daun yang dihembus angin.

    Aku suka angin siang, minggu ini.
    Hhhh....

Post Title

Minggu, ulangtahun, dan angin....


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/minggu-ulangtahun-dan-angin.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Aih jadi malu... @menggumi dari kejauhan ajah ah... :)

    Jadi malu ati pas baca lagi posting sebelum ini.
    Hehehe, haruskah gue apus aja n biarkan semuanya tak berjejak?

    Tapi Vero bilang, "nggak apa-apa, Cu. Kelak, dua atau lima tahun lagi, kita akan tertawa-tawa membaca kembali sejarah hidup yang telah lewat."

    Yo'i!
    Masa kini bisa menjadi masa lalu, beberapa tahun mendatang. Peritiwa yang lalu, pernah menjadi masa sekarang, sebelum waktu ini. Dan masa depan, kelak akan menjadi saat ini, ketika dijalani, nanti.
    Itu hukum alam, bukan? Waktu melaju dan peritiwa berjalan. Namun bukankah peristiwa berlalu tapi makna tetap tinggal?

    Maka biarlah, aku senyum-senyum dan ketawa-tawa melihat jejak "kenorakan" yang disebabkan pada kekaguman dari kejauhan terhadap seorang lelaki muda penuh semangat bernama "steve". Hahahaha... Bisa bahagia saja, rasanya udah untung. Agak sulit, hidup gue belakangan ini, masalahnya. So, biarlah dia menjadi semacam apa ya namanya? tayangan infotainment? seberkas sinar? atau kemanisan kecil di tengah hal pahit? Hahahaha. Halah!

    Dari sejumlah pertanyaan itu, mungkin ini jawaban tepatnya: Biarkan saja dia menjadi pemuda indian manis yang rambutnya berkeriyap di antara semangat. Indian yang tersesat di Jakarta dan kudanya ditambatkan di halaman parkir motor IKJ. Indian manis yang kukagumi dari kejauhan saja. Ya! dikagumi dari kejauhan saja...

    Karena mendekat padamu, aku ngeri terbakar.
    karena mendekat padamu, aku jadi sangat malu.
    Halah!!! hahahahaha

Post Title

Aih jadi malu... @menggumi dari kejauhan ajah ah... :)


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/aih-jadi-malu-menggumi-dari-kejauhan.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Steve...

    Kamu lebih mirip seperti indian, daripada cina
    Mata sempitmu yang manis kerap membuatku diam-diam tertawa
    Rambut panjangmu yang tak beraturan
    Sering kuperhatikan menyebar di dahi
    Membuat kacau peta wajahmu yang berkulit coklat seperti porselain mengkilap

    Aku suka matamu...
    Tidak Almond shape,namunlebih mirip mata kucing yang malu-malu.

    Kita tak saling kenal, tentu saja
    Cuma sekilas, kita pernah bercakap
    Selanjutnya, aku hanya berlagak seperti maling tak tahu malu
    Diam-diam mencuri pandang padamu
    Memekarkan sendiri, hatiku

    Dan meski tak sering,
    Kutahu kau juga kerap melakukan hal itu
    Diam-diam matamu beralih pandang padaku
    Lantas membantingnya dan berlagak seolah tak perduli pada semua
    Lalu antara kita, tak satu pun sapa terucap
    Tidak dari mulutku, terlebih dari bibirmu

    Steve,

    Saat ini ingin sekali membuat puisi yang bagus tentangmu, untukmu.
    Tentang sore yang membuat aku selalu bersemangat
    Tentang mata, rambut dan citraan yang telah kudengar dari cerita orang tentangmu
    Imej yang telah tertanam lama di kepalaku, jauh sebelum kita bertemu.

    Tapi aku lagi nggak bisa membuat kalimat indah.
    Kepalaku belakangan rasanya mau pecah.
    Mayat dan kuburan menghisap tenaga dan menyihirku dengan purna.
    Padahal aku sedang sangat ingin menulis.
    Menulis tentang kepalaku yanng mendidih.
    Tentang malamku yang cemas.
    Tentang bangunku yang selalu kepagian dan tak bisa lagi tiduran
    Tentang siang yang selalu menyibukkanku dengan kantuk tak kepalang
    Tentang perasaanku yang beraduk melihat banyak kenyataan
    Tentang cerita-cerita yang bermunculan di kepala
    tapi lantas musnah karena tak diberi waktu untuk diberi wujud
    Tentang kamu yang memikat dan begitu manis... (aih! Hahahaha)

    Dan tentu saja, tentangmu.
    Beberapa hal ingin aku tahu.

    Steve,
    Siapakah kamu?
    Dari manakah asalmu?
    Pernahkah sebelumnya kita bertemu?
    Mungkin di antara bintang kita pernah saling mengenal?
    Ataukah mungkin kita sempat saling bersilangan jauh di kehidupan yang silam?
    Kenapa aku merasa telah mengenalmu?

    Ah, kutahu kamu indah.
    Menyala-nyala dan gegap dengan semangat
    Mengagumkan dan membuatku terinspirasi
    muda dan tampaknya baik hati

    Namun Steve,
    saat ini hanya ini yang kutahu tentangmu:
    Kamu manis dan begitu jauh

    Mungkinkah bisa kusentuh?

    Atau...

    Hehehe...
    Gue norak yak?

    *** But its oke. dalam agama gue, kenorakan adalah sebagian dari iman. hihihi. Halah!


Post Title

Steve...


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2006/08/steve.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive

Total Pageviews