Powered by Blogger.

Hidup Itu Menyedihkan dan Serius...

    HIdup itu memang menyedihkan dan serius...
    Kita dibiarkan memasuki dunia yang indah. Kita bertemu satu sama lain di bumi, saling menyapa dan berkelana. Bersama untuk sejenak, lalu kita saling kehilangan dan lenyap dengan cara yang sama mendadaknya dan sama tak masuk akalnya seperti ketika kita datang...


    Kota tiada, dibangun, berkembang. Dari kosong menjadi sesak. Inflasi terjadi. Kehidupan bergerak. Teknologi baru ditemukan. Manusia terus mencari. Kota ramai menjadi sepi. Mati. Lantas kota menjadi kosong kembali. Tiada...

    Kekasih bertemu di sebuah tikungan. Pagi segar dan semua menjadi indah. Hari penuh warna. BUlan lewat tanpa terasa. Keindahan terabadikan dalam genggaman tangan, ciuman-ciuman yang panjang, tatapan mata penuh mesra. Tahun datang, senyum masih menghias bibir. Tahun berganti dan pertengkaran dimulai. Hari-hari indah lewat. Masa bagus terganti. Pertemuan menjadi hal yang dihindari. Pertengkaran pecah saat kalimat pertama terucap dengan intonasi suara tinggi. Tangis tumpah dan hati mencari pengisi yang lain. Lalu angin barat warna merah jambu berhembus bersama datangnya kekasih baru. Hati yang kosong dan panas menjadi sejuk dan semi. Cinta berganti. Kenangan lama jadi tak berarti. Cinta baru muncul seperti benih yang yang menyembul di antara kilau cahaya yang menyiram pagi...

    Teman datang. Ditemukan. Lalu bertambah. Lantas berkurang. Membentuk lingkaran. Mengecil kadang melebar. Jalan-jalan yang dilalui bersama. Sampah percakapan yang ditumpuk di tempat-tempat kongkow. Tawa dan sedih yang bercampur dengan uap pagi. Pelukan-pelukan hangat dalam dekapan yang tak dingin. Mata yang berbinar. Tangis yang tumpah dan cerita hati yang meluncur untuk didengarkan dan lantas dihibur. Perselisihan kecil. Teman yang terlerai dan pergi. Teman yang kita pilih dan kita minta untuk tetap tinggal. Dan kau kemudian tahu, siapa yang selalu ada untukmu. Sahabat terpilih berdasarkan seleksi alam. Dan akhirnya kau tahu siapa saja yang tetap "stay" bukan hanya pada waktu pasangmu tapi juga tetap ada saat masa surut menimpa atasmu...

    Bayi-bayi lahir
    manusia-manusia mati

    Anak menjadi remaja
    orangtua menjadi kanak kembali

    Perang, kecelakaan, penyakit, teror, bom bunuh diri, kematian...
    Pernikahan, pergantian raja dan presiden, kemenangan revolusi, penemuan-penemuan baru, pergantian tahun yang meriah, kebebasan yang dirayakan...

    Lalu kita menjadi bahagia dan lelah. Merasa beruntung dan sial. Sedih dan tersenyum. Bermimpi dan terbangun. Berciuman dan meledak penuh marah. Sakit dan menjadi bijak. Menutup kelopak mata dan kemudian melihat senyum terakhir anak kita untuk kemudian tak lagi melihat mereka selama-lamanya. Tak lagi melihat dunia tempat meusim berganti dan segala hal terus bertumbuh. Dalam kebaikan. Dalam Kebusukan.

    Hidup itu memang menyedihkan dan serius...

Post Title

Hidup Itu Menyedihkan dan Serius...


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2005/08/hidup-itu-menyedihkan-dan-serius.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls

Begitu Banyak Cerita, Begitu Sedikit Waktu

    Karena waktuku sedikit dan ceritaku begitu banyak, maka cerita ini dimulai saja dengan pernyataan lucu seorang adik kelas, semalam....


    1. Lelaki Muda Yang Mengajakku Kawin


    Dia manis. Tingkahnya lucu. Adik seorang teman. Adik kelasku juga. Lama kami tak bertemu. Karena Jaringan Islam Liberal akan diserang oleh FPI kemarin, maka kami bertemu lagi secara tak sengaja di Teater Utan Kayu.

    Namanya Agus. Senyumnya selalu muncul. Dan aku telah terbiasa membelai rambutnya. teman main sejak masih di kuliah. Berkali menyatakan suka secara bercanda (dan dia memang jago bercanda) Tapi dia mengajakku kawin, semalam...

    Kawin?

    menikah serius, cu! Agus nggak mau kawin doang, sama Ucu!


    Dan semua yang ada di meja kami tergelak. Ah Agus. Tentu saja aku mengusap kepalanya.
    Nggak becanda Cu! Jangan dikatawain dong! Sekali-kali kalau Agus ngomong tanggagpin dengan benar dong!
    Tapi dia juga terkekeh.

    Dan lantas aku mendengarkan saja semua rayu kibul dan angan-angannya bila kelak aku dan dia--kami, benar-benar menikah suatu saat.

    Dia bilang; Kita akan berkebun. Kita pergi yang jauh dari Jakarta. Ucu menulis saja, saya menyediakan fasilitasnya. Internet, dll.

    Tapi kubilang: aku di jakarta saja. bukan tipe penulis yang mengail ide dari kesenyapan atau hamparan kebun serta suara kodok sawah. Aku penulis yang butuh konflik dan suasan hec tic. Sesekali depress. Bejedukan di diskotik juga perlu. Ketawa-ketiwi nyampah di mall juga butuh. meski memang, setelahnya, yang dibutuhkan cuma waktu yang banyak dan ruang yang lapang untuk mengendapkan pikiran dan lantas menuangkannya dalam bentuk teks.

    Dan Agus manggut-manggut. Iya juga yah, katanya. He he he...

    Jadi kita sepakat untuk menikah tapi tinggal terpisah. punya anak dan aku cuma menulis saja. Eit.... eit... tunggu dulu. Tentu saja itu semua cuma angan bualan yang dijadikan bahan tertawaan. Karena nggak mungkin banget. Tapi agus ngotot.
    dan ketika kubilang, ya udah, gini ajah... kalau usiaku sudah habis 30 tahun dan aku belum menemukan siapa-siapa, nah, waktu itulah saat yang tepat untukmenikah. bagaimana?

    Dan Agus cemberut. Katanya, dia tak mau jadi alternatif terakhir.

    He he he...
    Ah, lelaki muda yang mengajakku kawin ternyata memang cuma main-main. Dan aku sendiri? Kawin... Hhhmm... rasanya kok jauh ya kalimat itu dari saya.


    Aku hanya ingin punya anak!

Post Title

Begitu Banyak Cerita, Begitu Sedikit Waktu


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2005/08/begitu-banyak-cerita-begitu-sedikit.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Total Pageviews