Powered by Blogger.

Catatan Tentang Piknik Yang Tak Menyenangkan V


    “Plak!”

    Sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi si lelaki. Menyadarkan keadaan basah yang mulai menguyupi kemeja kasual dan tentu saja—celana dalam si lelaki dimana adik kecil di dalamnya telah mulai bandel dan mengeras

    Rosa berhasil berontak dari dekapan. Perempuan itu berlari menuju tempat berteduh terdekat setelah menamparnya. Nafasnya terengah, entah karena sisa ciuman yang atas nama kesopanan di tempat umum—terpaksa harus dihentikan, atau memang karena emosi dan akibat dari lari dengan tenaga begitu kuat.

    “Tapi Rosa… Aku...!” Lelaki itu berteriak sambil menyusul kekasihnya. Hujan tak tambah membesar.

    “Sekarang bagaimana? Masih mau pikinik?!” Sergap Rosa dengan mata mendelik begitu si lelaki sampai di tempatnya. “Makanan jatuh di tanah, karpet kuyup dan radio trasistor ibuku pasti rusak dimasuki air! Bajuku…” Perempuan itu mengusap-usap baju putihnya seolah ujung jari itu bisa mengeluarkan efek panas dan mengeringkan pakaian yang telah menceplak lekuk tubuhnya.

    “Tapi kamu nggak marah dengan…” Lelaki itu terlihat gugup.

    “Ciuman tololmu?! Di muka umum?!” Wajah Rosa tampak begitu marah. Matanya membesar dan kembali mendelik. Mata yang sama sekali berbeda dengan mata milik perempuan yang beberapa waktu tadi dipeluk si lelaki di bawah hujan. Dan itu sangat mengecewakan si lelaki, membuatnya tiba-tiba saja sangat bersedih.

    Lelaki itu berpikir adakah Rosa tak kunjung mengerti juga tentang rahasia dari sebuah ciuman? Kekuatan yang bisa mengembalikan pangeran kodok menjadi tampan. Energi yang mampu membuat putri tertidur kembali bangun dan memiliki binaran mata yang lebih bercahaya dari cangkang telur yang di dalamnya berisi cahaya bintang dan dua belas rembulan.

    Dan perasaan bahwa kekasihnya tak menikmati ciuman yang bagi si lelaki teramat dramatik tadi—sebuah ciuman yang membuatnya merasa menjadi lelaki paling romantis sedunia, membuat lelaki itu benar-benar merasa tak berguna. Ia menatap larik hujan dengan hampa.

    “Jadi sekarang kamu maunya gimana?” tanya si lelaki sambil memandang keranjang makanan yang berubah kecoklatan di tengah hujan.

    Rosa tak terdengar memberikan jawaban. Hanya saja andai lelaki itu bisa mendengar teriakan Rosa dalam hati, berkali perempuan itu menjerit, “Ini benar-benar piknik yang tak menyenangkan! Ini benar-benar piknik yang tak menyenangkan!”***



    FIN

Post Title

Catatan Tentang Piknik Yang Tak Menyenangkan V


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2007/09/catatan-tentang-piknik-yang-tak_7808.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive

Total Pageviews