Powered by Blogger.

Papua - Ketika Mereka Begitu Kuat Menarik Saya


    Katanya, untuk sampai ke radio itu ia butuh waktu 2 jam. Melalui hutan, melewati jalan kampung, menyeberangi sungai, bertemu babi liar, mendengar suara jerit cendrawasih.

    Katanya, jembatan-jembatan di sungai itu kerap bergerak dan hilang. Tertelan arus sungai, tergerus longsor, tergusur gelondongan-gelondongan kayu besar dari hutan yang tak sengaja roboh dan hanyut di sungai.

    Penduduknya makan umbi, atau mengambil kelapa hutan, berburu kelinci dan babi, tidak mengenal sistem tani.

    Tahun 2005, bila masih ingat, nama itu banyak beredar di berita-berita: YAHOKIMO. 55orang mati. Kelaparan. Kehabisan umbi-umbian karena telat menanam. Itu daerah gunung yang terisolasi. Tak ada kontak dan sulit berhubungan dengan dunia luar. (http://groups.yahoo.com/group/filantropi_indonesia/message/1403)
    (http://www.indosiar.com/ragam/47524/jeritan-pilu-di-yahokimo)

    Tapi di sana ada Cathy. Perempuan papua yang cuma saya tahu namanya dari cerita Eni Mulia. Dia ingin masyarakat di kampungnya memiliki alat komunikasi. kalau kelaparan, setidaknya mereka bisa menjerit dan orang di luar bisa mendengar suaranya. Sebuah radio, PIKONANE, akhirnya bisa didirikan di sana.

    Di sana juga ada cerita-cerita tak masuk akal yang diceritakan Rudi dan membuat saya seperti terkena mantra.

    Ada cerita penutupan mesin pembangkit listrik microhidro (yang baru saja dibangun) oleh ketua adat setempat dengan alasan roh tetua tergangu dan tak suka akan keberadaan pembangkit listrik tersebut. Ada cerita tentang orang meninggal karena kecelakaan tertimpa mercusuar dan keluarga dari orang tersebut meminta ganti berupa uang 100 juta dari orang-orang yang bertemu dengan anaknya pada hari terakhir si anak sebelum ia meninggal. Dan herannya..., bila untuk makan saja sulit atau jangankan berpikiran tentang mengeluarkan uang satu juta untuk biaya pendidikan, tapi bila untuk masalah melunasi pelanggaran adat... maka keluarga-keluarga di suku akan berkumpul, mengeluarkan pundi-pundi mereka, urunan hingga sebisa mungkin jumlah 100juta yang diminta tercapai dan pelanggaran pun dibenarkan, dan mereka tenang karena beranggapan keturunan mereka tak akan kena tulah kemudian.

    "Di Wamena, atau di Distrik Yahokimo-nya, jangan heran bila kita lagi makan, tiba-tiba melihat ada orang papua pakai koteka masuk ke BRI, misalnya," ucap Rudi. "mereka butuh bank untuk menyimpan uang atau bila baru dapat uang setelah menjual babi.".

    Dan tentang urusan babi-babi yang tak buta dan tak ingin terbang ini pula, masyarakat di yahokimo punya kebiasaan-kebiasaan yang menakjubkan. Para perempuannya menyusui babi, para perempuan yang mendapat menstruasi juga duduk dan tinggal di kandang babi, dan bila kita menabrak babi lalu sang babi mati, maka sebaiknya berhati-hatilah bila sang babi adalah betina. Di sini gender binatang sangat berarti, karena bila ia babi dan ia betina, maka sebagai gantinya... puting babi akan dihitung dan sejumlah puting tersebutlah, jumlah uang yang harus dibayarkan. contoh: bila putingnya 12, maka harus diganti 12juta. Nah lo! :p

    Banyak yang diceritakan Eni, banyak yang diceritakan Rudi. Saya tak ingat semuanya, tapi rasanya cerita-cerita itu terus terngiang dan telah mampu mengantar sebagian kaki-kaki imajinasi saya menyebrang dan berjalan-jalan di negeri yang belum lagi saya kenal. Dan saya tak bisa berkata tidak, saat mereka-imajinasi2 itu... begitu berkehendak kuat untuk berangkat.

    kalau kita jodoh...
    suatu hari kita pasti akan ketemu juga nanti
    dan saya berharap: semoga.

    *ngarep mode on*


    (~ditulis di bote FB pada minggu, 10 april 2010~)

Post Title

Papua - Ketika Mereka Begitu Kuat Menarik Saya


Post URL

http://gallerygirlss.blogspot.com/2010/05/papua-ketika-mereka-begitu-kuat-menarik.html


Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls
Cpx24.com CPM Program

Popular Posts

My Blog List

Blog Archive

Total Pageviews