Saya sedang mengerjakan sesuatu di kantor tempat saya bekerja sebagai freelancer ketika saya melihat sebuah note, di home facebook saya. Seorang teman dari bali, menulis kisahnya tentang UNCONDITIONALLY HEART Part-1. Dan beginilah yang ditulisnya:
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
UNCONDITIONALLY HEART Part-1.
saya ingat, waktu itu salah satu orang dari masalalu berkata seperti ini,
"sepertinya aku gak akan pernah sanggup berjalan sendiri menjalani semua tanpamu.." (hueek cuih..cuiih.. benernya kalimat ini dah saya ringkas jd lebih baik dibacanya dibanding yg sebenarnya.. takut pada muntah ngebacanya.. hehehe)
kenyataannya..
saya masih disini dan saya baik-baik saja.
hal yang tak terbayangkan dulu.
juga dia yang entah dimana dan saya yakin dia pun sangat baik-baik saja.
terkadang kita suka berlebihan menanggapi suasana hati yang suka tak terkendali ini.
beberapa waktu lalu saya bercakap dengan seorang teman lagi,
"menurutmu, apa hal terburuk dan terbaik yang akan terjadi pada kita diwaktu yang akan datang?"
mmh.. sayapun tanpa pikir panjang menjawab..
"terburuk..., kita menikah lalu pertengkaran akan senantiasa menghiasi perkawinan kita sepanjang waktu.., lalu terbaik... kita akan tetap berteman baik sepanjang masa dalam kondisi apapun seperti sekarang... dengan siapapun kita akan berakhir kelak." mantap saya menutup kalimat.
hmm..
dia pun berkata.. "aku ngga berpikir sejauh itu..., aku justru berpikir sebaliknya... tapi saat kutelaah lagi jawabanmu.. sepertinya itu memang benar adanya.." dia pun tersenyum meski masih dengan mengerutkan dahi.
saya nyengir sendiri..
hidup ini mengalir dan tak akan pernah berhenti sesukanya seperti angkot.
dia hanya akan terhenti diakhir cerita nanti.
ahh.. kamu memang....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
meski saya pikir dia bisa saya koreksi sedikit tentang urusan angkot yang bisa berhenti suka-suka, karena kalau angkotnya disewa, toh si angkot tidak akan menaik-turunkan penumpang sembarangan, toh? Tapi…. Hhm… saya pikir dia ada benarnya juga.
kita memang suka lebay. Berlebihan. OVER. Begitu tepatnya. Over, terhadap segala sesuatu. Seolah segala ruang dan waktu memerlukan drama dan tanpa itu makna jadi nihil.
Seperti saya saat ini yang lagi berdrama-drama. Huhuhuhu. Harusnya tak perlu, tapi sialnya, saya mau. Tapi ini bukan drama sepenuhnya juga kok. Saya sungguh lagi sakit saat ini. serius!
Saya lagi patah hati. Dan jelas ini pasti sakit yang parah. Gila aja! Hati gue PATAH!! (Kumprang!!!)
Selain hati saya yang saya nggak tahu bagaimana lagi bentuknya kini, untuk pertamakalinya dalam 3 tahun ini, dada saya rasanya penuh dengan lubang. Lubang dari peluru-peluru penolakan yang dia lakukan. Sebulan ini, apapun yang saya minta dari orang yang saya kenal sekilasan (tapi udah memberikan impact yang dalam), selalu dia tolak. Dia tak pernah memberikan kata ‘iya’ bahkan untuk mengijinkan saya melihatnya.
Saya orangnya juga lemah iman siyh. Tidak terlalu suka ber’keras-kepala’ atau kuat niat terlebih bila memiliki firasat kalau sepertinya memang… ah sudahlah, mungkin dia emang nggak mau kenal saya lagi ajah…
Jadi begitulah. Dada saya yang bolong sekarang, sebelumnya adalah milik dia. Meski dia nggak pernah ketemu sama saya sebulan ini, tapi dia nyelip dan diam menghuni dada saya. Berkeliaran dan menjajah saya di sana. Pantesan saja saya suka sesak dada kalau ingat dia. Hihihi. (*jantung saya juga suka aneh, saya suka susah nafas euy. sial!)
Nah, setelah dulu dia sempat menghuni dada saya, sekarang, dada saya jadi bolong karena dia udah menggali banyak lubang. Menolak semua kerinduan saya dan melepehkannya. Puncaknya malam kemarin. Bikin saya benar-benar merinding. Dia membentak saya dengan nada marah. Anda bayangkanlah! Dibentak oleh dia yang menghuni dadamu. Tentu saja saya kaget. emang mungkin salah saya siyh. teriak ke dia malam-malam. tapi biasanya dia nggak pernah sekalipun, bersikap kayak gitu. bikin saya semaput. bikin saya jadi takut. karena meski nada bentakan dia itu sebenarnya nggak galak-galak amat dan tetap saja lembut, tapi bukankah kita begitu dekat? Dia tinggal di dada saya, dan sebenarnya dengan berbisik pun, saya sudah bisa dengar apa yang ingin dia bilang, saya bisa paham…
Ah, tapi sudahlah… ini bukan pembahasan tentang hidup yang ngalir dan nggak kayak angkot yang sering berhenti suka-suka. Ini pembahasan tentang drama. Drama dalam ketukan hidup yang saat ini saya pikir, sudah ah… saya suda cukup.
Terlalu banyak drama.
Diflirting, trus ditinggalkan.
Dicium, lalu diminta untuk nggak jatuh cinta
Dilembutin tapi suka-suka dia
Disapa, tapi bila ada waktu saja
Ah drama…
Bikin saya sedih saja.
Padahal andai saya tahu dari awal kalau saya bukan pemain, harusnya saya lari menghindar. Tapi sialnya saya tolol dan kampungan, naïf dan sok gegabah pula tak pintar.
Saya tahu permainan itu bahaya, tapi justru saya songsong dengan sukacita dan tanpa persiapan. Saya pikir dia beautiful stranger… saya pikir saya juga the lone stranger, kenapa sebagai sesama orang asing yang ketemu di dunia yang sepi dan sialan ini kita nggak bisa bikin persekutuan? tapi…
Ya begitulah.
Tebak saja sendiri gimana endingnya.
Yang jelas, saat ini dada saya bolong, hati saya patah, tapi saya nggak bisa juga jadi kuntilanak resah….
Hiks.
Post Title
→unconditionally heart...
Post URL
→https://gallerygirlss.blogspot.com/2009/05/unconditionally-heart.html
Visit Gallery Girls for Daily Updated Gallery Girls